Agama Hindu Menganut Sistem Kasta atau Tidak, Silakan Baca Berikut Ini
Om Swastiastu,
Mungkin dari teman-teman sedharma yang pernah berada diluar bali atau sedang menimba ilmu diluar bali sering mendengar pernyataan begini, "Kasta Kamu Apa?", "Brahmana itu tinggi ya kastanya?". Saya yakin pasti pernah medengar langsung pertanyaan-pertanyaan tersebut.
Apakah Hindu menganut sistem kasta? ya atau tidak? Bagaimana cara kalian menjawabnya? bagaimana cara kita menjawabnya. Di postingan kali ini saya mencoba untuk memdeskripsikan mengenai jawaban tersebut.
Dikutip dari buku Hindu Menjawab.
Kasta dalam Bahasa Portugis artinya perbedaan kelas berdasarkan keturunan. Didalam setiap bangsa/beberapa bangsa pernah ada perbedaan antara kelas bangsawan dan kelas rakyat biasa, sedangkan di Agama Hindu tidak pernah ada sistem kasta, yang ada adalah warna. Warna adalah pengelompokan orang berdasarkan bakat dan kemampuannya.
Misalnya mereka yang mempunyai bakat dan kemapuan dibidang keagamaan disebut kaum Brahmana, Mereka yang mempunya bakat dan kemampuan dibidang pemerintahan dan militer disebut kaum Ksatria, yang punya bakan dibidang usaha dan pertanian disebut Waisya, yang mempunya dibidang di pelayanan disebut Sudra.
Tentu saja bisa! Apa alasannya?
Begini, anak seorang pelayan bisa jadi ahli dan bahkan guru Weda seperti di dalam kisah Satyakama.
Contoh nyata sudah ada seperti itu, bahkan didaerah saya di sulawesi banyak yang bapaknya petani, anaknya jadi Polisi dan Tentara.
Jadi disini saya ingin tegaskan lagi, tidak ada kasta di Hindu, yang ada itu hanya pengelompokan sesuai dengan bakat perorangnnya. Intinya begini, Tuhan Yang Maha Kuasa saja tidak pernah membedakan manusia meskipun itu pendosa atau tidak, kenapa kita sebagai ciptaannya kok banyak membedakan manusia lainnya?
Tidak seperti tetangga kita justru lebih jelas membedakan setiap golongan, satu sisi ada yang membedakan dengan kata kafir, satu sisi lagi ada yang membedakannya dengan domba tersesat.
Jadi nantinya, jika kalian ditanya oleh siapapun, tentunya kalian sudah ada bayangannya kan bagaimana caranya menjawa?
Bukan bermaksud membedakan/menjelekan tetangga kita, namun seperti itulah kenyataannya. Perbedaannya sangat jelas disetiap golongan. Melainkan di Hindu tidak seperti demikian.
Salam Rayahu.
Om Santih, Santih, Santih Om
Mungkin dari teman-teman sedharma yang pernah berada diluar bali atau sedang menimba ilmu diluar bali sering mendengar pernyataan begini, "Kasta Kamu Apa?", "Brahmana itu tinggi ya kastanya?". Saya yakin pasti pernah medengar langsung pertanyaan-pertanyaan tersebut.
Apakah Hindu menganut sistem kasta? ya atau tidak? Bagaimana cara kalian menjawabnya? bagaimana cara kita menjawabnya. Di postingan kali ini saya mencoba untuk memdeskripsikan mengenai jawaban tersebut.
Dikutip dari buku Hindu Menjawab.
PENGERTIAN
Misalnya mereka yang mempunyai bakat dan kemapuan dibidang keagamaan disebut kaum Brahmana, Mereka yang mempunya bakat dan kemampuan dibidang pemerintahan dan militer disebut kaum Ksatria, yang punya bakan dibidang usaha dan pertanian disebut Waisya, yang mempunya dibidang di pelayanan disebut Sudra.
APAKAH ANAK SEORANG SUDRA BISA MENJADI BRAHMANA?
Tentu saja bisa! Apa alasannya?
Begini, anak seorang pelayan bisa jadi ahli dan bahkan guru Weda seperti di dalam kisah Satyakama.
Ia adalah anak seorang Jalaba, seorang perempuan pelayan warung yang tida jelas siapa suaminya. Tetapi karena tekad dan ketekunannya, Satyakama menjadi ahli Weda.Anak seorang petani bisa jadi Tentara, Polisi, pejabat di pemerintahan. Begitu juga sebaliknya anak seorang Tentara bisa juga jadi petani atau pengusaha/dagang.
Contoh nyata sudah ada seperti itu, bahkan didaerah saya di sulawesi banyak yang bapaknya petani, anaknya jadi Polisi dan Tentara.
Jadi disini saya ingin tegaskan lagi, tidak ada kasta di Hindu, yang ada itu hanya pengelompokan sesuai dengan bakat perorangnnya. Intinya begini, Tuhan Yang Maha Kuasa saja tidak pernah membedakan manusia meskipun itu pendosa atau tidak, kenapa kita sebagai ciptaannya kok banyak membedakan manusia lainnya?
Tidak seperti tetangga kita justru lebih jelas membedakan setiap golongan, satu sisi ada yang membedakan dengan kata kafir, satu sisi lagi ada yang membedakannya dengan domba tersesat.
Jadi nantinya, jika kalian ditanya oleh siapapun, tentunya kalian sudah ada bayangannya kan bagaimana caranya menjawa?
Bukan bermaksud membedakan/menjelekan tetangga kita, namun seperti itulah kenyataannya. Perbedaannya sangat jelas disetiap golongan. Melainkan di Hindu tidak seperti demikian.
Salam Rayahu.
Om Santih, Santih, Santih Om
Comments
Post a Comment