Apakah Agama Hindu Penyembah Berhala (Patung, Pohon)?
On Swastiastu,
Dewasa ini kita sering mendengar penilaian tentang Agama Hindu, baik itu yang bagus ataupun yang buruk sekalipun. Pada artikel ini saya akan coba mebahas dan menanggapi tentang anggapan orang-orang yang mengatakan hal-hal buruk tentang Agama Hindu.
Hal buruk yang saya maksud adalah adanya anggapan bahwa Agama Hindu adalah agama musrik atau agama penyembah berhala seperti menyebah patung dan pohon.
Disamping itu ada anggapan lain bahwa Agama Hindu adalah agama yang bersekutu dengan setan. Anggapan ini muncul karna adanya bermacam-macam ritual yang dilakukan oleh umat Hindu khususnya dibali, sehingga membuat mereka yang tidak paham konsep Agama Hindu mulai berpendapat dengan sendirinya.
Baca juga : Apakah Hindu Menganut Sistem Kasta?
Untuk meluruskan hal itu, saya akan bahas beberapa point yang akan menyanggah anggapan bahwa Agama Hindu adalah agama penyembah berhala, antara lain :
Tri Hita Karana adalah konsep yang ada dalam Agama Hindu sebagai bentuk wujud kepedulian terhadap Tuhan, manusia dan alam.
Tri artinya tiga, Hita artinya kebahagiaan dan Karana artinya penyebab. Jika digabungkan pengertian Tri Hita Karana adalah tiga unsur penyebab kebahagiaan dan kemakmuran. Tiga unsur tersebut adalah :
Setelah mengetahu tiga unsur dari Tri Hita Karana, mari kita bahas beberapa hal umum yang terjadi dimasyarakat Hindu, khususnya yang paling banyak terlihat di Bali.
Bhuta adalah Penyebab atau disebabkan, sedangkan Kala/Khala adalah Waktu, Energi. Jadi Bhutakala adalah Energi yang tercipta mengakibatkan kegelapan. Kegelapan yang dimaksud bisa mengarah ke tindakan, pikiran, kejadian dan lainnya.
Menurut filsafat agama disebutkan bahwa Bhuta Kala merupakan suatu kekuatan yang timbul sebagai akibat terjadinya suatu kekuatan di alam semesta beserta dengan isinya sehingga menimbulkan ethos kerja. Kekuatan yang dimaksud dapat mengakibatkan terjadinya keharmonisan antara Bhuana Agung dengan Bhuana Alit dan juga sebaliknya dapat mengakibatkan terjadinya ketidak harmonisan antara bhuana agung dengan bhuana alit.
Untuk itulah Bhuta kala ini termasuk unsur alam, sehingga dalam pengaplikasiannya Umat Hindu yang melakukan upakara Bhuta Yadnya.
Mungkin ada yang bertanya begini :
Kalo menurut saya, pertanyaan itu bukan lagi kalo ada, tapi pasti semua orang yang tidak paham konsep hindu memiliki pertanyaan ini.
Begini, di Hindu percaya akan adalah alam lain dibawah alam manusia (Bhur, Bwah,Swah)
Dewasa ini kita sering mendengar penilaian tentang Agama Hindu, baik itu yang bagus ataupun yang buruk sekalipun. Pada artikel ini saya akan coba mebahas dan menanggapi tentang anggapan orang-orang yang mengatakan hal-hal buruk tentang Agama Hindu.
Hal buruk yang saya maksud adalah adanya anggapan bahwa Agama Hindu adalah agama musrik atau agama penyembah berhala seperti menyebah patung dan pohon.
Disamping itu ada anggapan lain bahwa Agama Hindu adalah agama yang bersekutu dengan setan. Anggapan ini muncul karna adanya bermacam-macam ritual yang dilakukan oleh umat Hindu khususnya dibali, sehingga membuat mereka yang tidak paham konsep Agama Hindu mulai berpendapat dengan sendirinya.
Baca juga : Apakah Hindu Menganut Sistem Kasta?
Untuk meluruskan hal itu, saya akan bahas beberapa point yang akan menyanggah anggapan bahwa Agama Hindu adalah agama penyembah berhala, antara lain :
Konsep Tri Hita Karana
Tri Hita Karana adalah konsep yang ada dalam Agama Hindu sebagai bentuk wujud kepedulian terhadap Tuhan, manusia dan alam.
Tri artinya tiga, Hita artinya kebahagiaan dan Karana artinya penyebab. Jika digabungkan pengertian Tri Hita Karana adalah tiga unsur penyebab kebahagiaan dan kemakmuran. Tiga unsur tersebut adalah :
- Parahyangan
- Pawongan
- Pelemahan
Parahyangan
Parahyangan adalah hubungan manusia dengan Tuhan. Sudah menjadi hal yang pasti seorang umat harus menjaga hubungan dengan Tuhan.
Hubungan dengan Tuhan dalam hindu dilakukan dengan cara Sembahyang memuja Ida Sanghyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa) dan manifestasinya. Persembahyangan dalam memuja Tuhan beserta manifestasinya dilakukan ditempat suci atau Pura.
Pawongan
Pawongan adalah hubungan manusia dengan manusia/sesama. Artinya Agama Hindu mengajarkan agar menjaga hubungan baik antara manusia, tidak memandang dia suku dan agamanya. Point inilah yang menjadi acuan umat Hindu untuk menciptakan kedamaian antar sesama. Contoh nyata adalah dengan aganya silahturahmi, adanya banjar, desa adat, desa pakaraman dan lainnya.
Pada contoh kasus upacara keagamaan (upakara) dilakukan prosesi acara Rsi yadnya, Pitra Yadnya dan Manusa Yadnya.
Palemahan
Palemahan adalah hubungan manusia dengan alam. Hubungan dengan alam ini bisa diartikan sangat luas. tidak hanya pepohonan, tapi semua yang lepas dari unsur Parahyangan dan Pawongan dianggap sebagai Palemahan, yaitu hewan, tumbuhan, air, bintang, langit, udara dan lainnya. Bhuta kala pun masuk dalam kategori ini.
Baca juga : Sejarah Kawitan Di Bali
Baca juga : Sejarah Kawitan Di Bali
Bhuta kala inilah yang dianggap sebagai sesembahan umat Hindu oleh orang-orang yang tidak paham akan konsep Tri Hita Karana.
Setelah mengetahu tiga unsur dari Tri Hita Karana, mari kita bahas beberapa hal umum yang terjadi dimasyarakat Hindu, khususnya yang paling banyak terlihat di Bali.
Hindu Penyembah Setan (Bhuta Kala)
Bhuta adalah Penyebab atau disebabkan, sedangkan Kala/Khala adalah Waktu, Energi. Jadi Bhutakala adalah Energi yang tercipta mengakibatkan kegelapan. Kegelapan yang dimaksud bisa mengarah ke tindakan, pikiran, kejadian dan lainnya.
Menurut filsafat agama disebutkan bahwa Bhuta Kala merupakan suatu kekuatan yang timbul sebagai akibat terjadinya suatu kekuatan di alam semesta beserta dengan isinya sehingga menimbulkan ethos kerja. Kekuatan yang dimaksud dapat mengakibatkan terjadinya keharmonisan antara Bhuana Agung dengan Bhuana Alit dan juga sebaliknya dapat mengakibatkan terjadinya ketidak harmonisan antara bhuana agung dengan bhuana alit.
Untuk itulah Bhuta kala ini termasuk unsur alam, sehingga dalam pengaplikasiannya Umat Hindu yang melakukan upakara Bhuta Yadnya.
Mungkin ada yang bertanya begini :
Oke, Bhuta Kala adalah suci untuk alam dan kelangsungannya, lalu bagaimana dengan Umat Hindu yang bersembahyang ditempat Angker? Apakah itu termasuk memuja setan agar tidak diganggu?
Kalo menurut saya, pertanyaan itu bukan lagi kalo ada, tapi pasti semua orang yang tidak paham konsep hindu memiliki pertanyaan ini.
Begini, di Hindu percaya akan adalah alam lain dibawah alam manusia (Bhur, Bwah,Swah)
- Bhur adalah alam manusia dan alam dibawah nya (alam bhuta kala, alam dibawah dunia manusia)
- Bwah adalah alam pitara/leluhur. Para atma yang menunggu proses reinkarnasinya, entah itu akan mendapatkan alam surga atau neraga. (Baca : Surga Neraka Dalam Hindu)
- Swah adalah Siwa Loka, alam para Dewa.
Nah, melihat dari ketiga alam tersebut, sudah paham kan posisi si setan, jin, bhuta kala atau sejenisnya kan? Ya mereka berada dibawah derajat manusia. Dari semua ciptaan Tuhan yang ada didunia, manusialah yang paling tinggi derajatnya.
Jika kalian melihat ada umat Hindu yang melakukan persembahyangan di tempat yang menurut kalian angker, itu tidaklah menyebah setan atau berhala.
Jika kalian perhatikan dengan detail, ditempat tersebut ada sebuah pelinggih/tugu utama. Pelinggih itu adalah tempat stana dari Tuhan, Ida Sanghyang Widhi Wasa. Mereka yang sembahyang disana tetap memuja Tuhan yang utama dan tujuan dari didirikannya tempat persembahyangan ditempat angker/keramat tidak lain adalah untuk mendoakan para bhuta kala yang ada disana agar mendapatkan ketenangan dan tidak mengganngu alam lainnya. Jadi beda ya biar tidak diganggu dan tidak menggangu.
Kita sebagai ciptaan yang paling mulia mempunyai kelebihan untuk mendoakan yang lainnya agar mendapatkan ketenangan dan doanya tetap ke yang Utama bukan ke Bhuta kala. Ciri dari doa umat hindu adalah semua awalan doa berasmakan Tuhan yaitu OM (AUM). Dan semua yang terjadi atas doa kita adalah atas ijin Tuhan, Ida Sanghyang Widhi Wasa.
Hindu Penyembah Pohon
Point ini juga banyak sekali yang mengatakan kalau Umat Hindu menyembah pohon. Yang paling jelas kebanyakan pohon yang di sembahyangkan adalah yang di anggap keramat. Nah penjelasannya sama seperti pada point diatasnya (Point Penyembah Bhuta Kala)
Nah penjelasan lainnya adalah pohon pemberi kehidupan, dari pohonlah kita mendapatkan oksigen, karena oksigen yang dikeluarkan pohon dapat membuat manusia dan mahluk lainnya bisa bernafas dan hidup.
Pada poin inilah salah satunya hubungan antara manusia dan lingkungan. Hindu punya caranya sendiri dalam proses mensyukuri dan menjaga alam.
Semua yang terjadi pada alam itu bergantung pada manusia, jika manusia benar-benar menjaga alam maka alam pun akan menjaga manusia dan seisinya dengan baik, sedangkan jika manusia bertindak sewenang-wenang dengan alam, maka alampun akan bertindak sewenang-wenangnya.
Hindu Penyembah Patung
Begini, patung atau tugu yang dibuat adalah sebagai perantara untuk memusatkan pikiran kepada Tuhan, Ida Sanghyang Widhi Wasa. Pikiran akan terfocus hanya ke Tuhan. Umat Hindu tidaklah menyembah patungnya, tapi menyembah Tuhan melalui perantara patung/tugu yang dibuat agar pikiran bisa terfocus hanya ke Tuhan.
Sama halnya dengan horma ke bendera Merah Putih. Kita bukanlah menghormati kain berwarna merah dan putih itu, tapi hormat ke Bendera untuk mengenang dan menghargai jasa para pahlawan yang telah berjuang mati-matian untuk menciptakan kemerdekaan Bangsa Indonesia.
Melalui perantara bendera itulah kita bisa memfocuskan pikiran kita untuk mengenang jasa para pahlawan yang telah berjuang terdahulu.
Nah makna patung/tugu pada Hindu sama seperti bendera tadi, sebagai perantara agar bisa focus memujua yang utama yaitu Tuhan.
Penutup
Itulah beberapa penjelasan yang membukan pengetahuan tentang konsep Agama Hindu. Jadi Hindu tidaklah berhala. Orang-orang mengatakan berhala karna mereka tidak paham dari konsep Tri Hita Karana yang dijalankan Umat Hindu.
Semoga artikel ini membuka wawasan baru untuk selalu berfikir positif terhadap sesuai yang baru kita lihat.
Salam Rahayu
Om Santih, Santih, Santih Om
Comments
Post a Comment