Hindu Membelakangi Dunia? Benarkah? Simak Ulasan Berikut Ini (Keterkaitan Antara Catur Asrama dan Catur Purusa Artha)

Om Swastiastu,

Suatu percakapan yang dimuat dalam sebuah buku Hindu Menjawab tentang hakekat dan tujuan Agama Hindu. Dalam percakapan tersebut ada yang bertanya, seperti ini :

Agama Hindu mengajarkan manusia untuk membelakangi dunia, contonya banyak cerita-cerita yang menggambarkan kalau Agama Hindu mengajarkan umatnya untuk pergi kehutan dan meninggalkan keluarganya.

Jika ditelaah lebih dalam lagi, orang tersebut hanya melihat dari apa yang orang lakukan sebagai suatu yang primitif dan tidak mau mengikuti perkembangan jaman. Singkatnya begini, apa iya jaman canggih seperti ini masih saja umat hindu disuruh ke hutan oleh agamanya? berarti takut atau tidak mau mengikuti perkembangan jaman?

Mereka yang bertanya seperti itu kemungkinan tidak mengerti tentang filosopi dan tahapan hidup manusia, menganggap apa yang ditertulis itulah arti sesungguhnya. Agama Hindu adalah Agama yang universal, tidak agama yang berkaca mata kuda, yang hanya mengartikan satu hal pada satu sudut saja.

Dalam agama Hindu dikenal ajaran tentang tahapan hidup manusia, yang disebut dengan catur asrama. Catur asrama adalah empat tahap kehidupan yang dilakoni manusia. Tahapan-tahapannya antara lain :
  • Brahmacari, yaitu tahapan menuntut ilmu, katakanlah dari umur 6 tahun sampai dengan 25 tahun.
  • Grihasta, yaitu tahapan berumah tangga, karir, membesarkan anak-anak. Katakanlah periode ini dimulai dari usia 25 tahun sampai usia 65 tahun.
  • Wanaprasta, yaitu ketika anak-anak sudah besar dan berdiri sendir, sepasang suami istri (orang tua anak-anak yang sudah besar dan sudah berdiri sendiri) pergi kehutan untuk melepaskan masalah-masalah keduniawian dan mulai memusatkan perhatian pada hal-hal kerohanian. 
  • Sanyasin, yaitu misanya seseorang yang sudah mencapai usia 75 tahun keatas, hidup sepenuhnya untuk kerohanian, melepaskan segala ikatan dunia, hidup sebagai bhiksu pengembara. Tahapan ini menunjukan pembagian kehidupan yang logis bila dikaitkan dengan hindup manusia menurut Agama Hindu.

Apakah semua tahapan tersebut dijalankan oleh Umat Hindu di Indonesia?


Umumnya tahapan pertama dan kedua dijalankan sepenuhnya, tetapi tahapan ketiga dan ke empat tidak dijalankan secara literal, di ambil semangatnya saja. 

Misalnya begini, pada tahap ketiga dan keempat, orang-orang tua menjadi pinandita atau pandita ata yang biasa kita lihat mereka bergerak dibidang kerohanian.

Apakah dari melakukan kempat hal tersebut Umat Hindu bisa Masuk Surga? (Tujuan Umat Hindu Apa Sih Sebenarnya?)


Sebelum membahas terlau detail, perlu di sampaikan dalam Agama Hindu ada empat tujuan hidup disebut Catur Purusarta. Bagian - bagiannya adalah :
  • Dharma atau kebenaran
  • Artha atau kekayaan
  • Kama atau kesenangan
  • Moksa atau kebebasan. Kebebasan disini artinya bukan kebebasan seksual atau duniawi lainnya, melainkan Jiwa manusia tersebut bebas dari keterikatan duniawi dan telah meyatu dengan Tuhan.
Sebagian dari umur manusia digunakan untuk mencapai tujuan duniawi seperti : harta, kekayaan atau karir, kesenangan duniawi. Tetapi hal-hal tersebut harus di capai melalui jalan dharma atau hidup yang bermoral.

Bukan berarti, manusia boleh mencari kesenangan dan kekayaan melalui jalan yang menyimpan, tetap saja itu salah dan berdosa.

Sebagian lagi, umur manusia digunakan untuk mencapai tujuan rohani yaitu moksa.

Ketika tubuh dan pikiran manusia masih kuat, ia akan berjuang untuk mencapai tujuan-tujuan duniawi (melalui jalan dharma). Ketika tubuh manusia mulai lemah, perhatian akan ditunjukan untuk memperkuat kehidupan rohani.

Masak iya, yang sudah berumur 70 tahun masih sibuk mengejar artha dan kama, kapan untuk bekal rohaninya? ya kan? Ingat hidup itu harus seimbang. 

Atau mungkin kawin lagi dengan wanita yang lebih muda dan menggairahkan? kasihan bekal untuk rohaninya tidak ada, jika seperti ini manusia akan susah untuk mencapai tujuan hidup yaitu Moksa.

Jadi, empat tahapan hidup (catur asrama) dan empat tujuan hidup (catur purusarta) adalah konsep kehidupan yang paling ideal.

Mengapa dikatakan paling ideal?


Sebagai perbandingan, coba lihat agama-agama lainnya, terlalu banyak bicara soal dunia setelah kematian, seperti sorga dan neraka. Tapi sayangnya sorga yang dijanjikan itu tidak ada bedanya dengan tujuan kama, kesenangan sensual didalam kehidupan di dunia ini, yaitu hidup yang sepenuhnya di isi dengan kegiatan memuaskan nafsu badani tanpa batas, ya kan?

Dalam agama hindu, tujuan Agama Hindu, Moksa tidak akan dicapai jika mencari artha, kama tidak dilakukan dengan Dharma.

Satu hal lagi yang perlu ditekankan atau ditanyakan kedalam diri masing-masing, apakah selalu hidup kita hanya mencari kepuasan duniawi? Orang sekolah saja mempunyai tahapan-tahapan sampe mereka menjadi Sarjana, masa iya manusia tidak mempunyai tahapan-tahapan hidup untuk mencapai tujuan hidup?

Coba renungkan dalam diri, apa yang sudah kita perbuat untuk hal yang bersifat kemanusiaan, berapa banyak tindakan Adharma yang telah kita buat atas nama Tuhan dan keyakinan?

Kita tidak tahu apa parameter utama Tuhan menentukan tujuan kita sudah tercapai apa belum sebagai manusia, manun hal yang pasti adalah selalu kamu hidup di dunia melakukan hal yang bersifat kemanusiaa yang didasari Dharma, yakinlah Tuhan akan selalu bersamamu.

****

Bhagawad Gita Bab IV Sloka 10 :

Vita-raga-bhaya-krodha
Man-maya mam upasritah
Bahavo jnana-tapasa
Puta mad-bhavam agatah

Artinya :

Sepenuhnya bebas dari keterikatan, kecemasan dan kemarahan, pikiran terpusat kepada-KU dan menyerahkan diri sepenuhnya pada-KU, sangat banyak orang-orang disucikan oleh tempaan ilmu pengetahuan sucim dan meraka pada akhirnya mencapai pembebasan, kembali pada-KU.

Semoga artikel diatas bermanfaat buat Umat Sedharma. Salam Rahayu.

Om Santih, Santih, Santih Om

Sumber : Buku Hindu Menjawab

Comments

Popular posts from this blog

Kisah Kelahiran Dewi Satyawati Dan Maharesi Wyasa (Serta Kisah Satyawati Sang Pemantik Perang Bharatayudha)

Kisah Radha Dan Krisna

Mengenal Sosok Kamsa/Kangsa/Kans Musuh Pertama Sri Krisna