Kisah Shakuntala Dan Dushyanta (Awal Dari Raja Bharata Leluhur Pandawa & Kurawa)

OmSwastiastu,

Kisah dari Shakuntala Dan Dushyanta sangat menarik untuk di ikuti. Bagi sebagian orang mungkin tidak paham siapa sebenarnya Shakuntala dan Dushyanta dan tidak tertarik mengikuti jalan ceritanya, ya kan?



Tapi bagaimana jika saya bilang kisah dari Shakuntala dan Dushyanta adalah awal dari kisah besar yang dikenal dengan Mahabharata. Ya, kisah ini melahirkan Raja Bharata yang kemudian dari Raja Bharata sampe kebawah akan muncul Pandawa dan Kurawa.

Simak kisahnya berikut ini :

Rsi  Wiswamitra dan kelahiran Shakuntala


Sebelumnya hiduplah seorang raja besar di negeri Kausik dan Rajanya bernama Kausika, namun setelah diingatkan pentingnya arti hidup ini oleh Begawan Wasista (peristiwa pencurian sapi kamadhenu), raja tergerak hatinya untuk menjadi seorang pertapa.

Setelah menjadi pertapa. Ia menjadi yang pertapa tangguh. Raja Kausika telah menanggalkan kekuasaan, sebagai seorang raja, serta meninggalkan segala nafsu lahiriah. Beliau kemudian bergelar Rsi Wiswamitra. Beliau ingin mencapai Kesempurnaan. Sehingga Dewa Indra mencoba ketangguhan pertapa itu, dengan mengirimkan seorang bidadari bernama Menaka. Ternyata kehadiran bidadari Menaka yang ditugaskan menggoda Wismamitra, berhasil meruntuhkan keteguhan hati  Rsi Wismamitra, sehingga Rsi Wismamitra menunda tapanya dan menikahi bidadari Menaka.

Namun setelah itu Rsi Wismamitra bertapa lagi. Dewa  Indra berulangkali mengirimkan bidadari lain, tetapi Rsi Wismamitra tahu bahwa seperti halnya Menaka, bidadari bidadari tu juga kiriman Dewa Indra untuk menggodanya sehingga ia tidak tergoda utk kedua kalinya.

Dewi Menaka kini telah hamil. Dewi Menaka merasa kecewa, karena Rsi Wismamitra memang sudah tidak bisa diajak hidup bersama lagi, menjadi satu keluarga bahagia, dimana ada suami istri dan anak anak.

Dewi Menaka menginginkan anak yang dikandungnya  ini, setelah lahir akan diserahkan kepada orang lain. Karena ia ingin segera kembali ke kahyangan. Suatu hari, ketika pada saatnya ia telah melahirkan seorang bayi perempuan, yang lucu dan menggemaskan. Dengan berat hati Menaka meninggalkan bayinya ditepi sungai Malini. Karena di tempat ini biasanya Resi Kanwa meletakkan persembahan ditempat bayi berada. Untuk memastikan bayi itu akan diiasuh siapa, Dewi Menaka bersembunyi dikerimbunan hutan. Tampak oleh Dewi Menaka, Resi Kanwa datang dengan membawa sajian persembahan dewata. Resi Kanwa terkejut, melihat seorang bayi berada ditempat ia meletakkan persembahan. Dilihatnya Bayi itu ditemani oleh burung2 shakunta maka bayi iitu diberi nama Shakuntala, dan ia sendiri yang merawatnya. Beliau sangat menyayangi shakuntala bagaikan anaknya sendiri. Dengan mata bathinnya, Rsi Kanwa mengetahui kisah si bayi mungil Shakuntala ini. Kemudian Dewi Menaka kembali ke Kahyangan, namun jiwanya tidak tenang, maka ia sering menengok anaknya di pertapaan Resi Kanwa.

Raja Dushyanta


Raja Dushyanta adalah Raja Hastinapura dan merupakan salah satu keturunan dari Raja Nahusa dan Ashokasundari (silsilah wangsa Chandra)

Pada suatu hari, raja pergi keluar untuk berburu dengan pasukannya, Dushyanta melewati sebuah hutan yang penuh dengan aneka binatang dan pepohonan yang lebat. Hutan yang bergelombang dengan perbukitan kecil berbatu terjal dan selama beberapa yojana (abad)  tidak ada jejak dari siapa pun. Tempat itu penuh dengan satwa liar.

Dushyanta, bersama dengan tentaranya yang kuat, kebetulan melewati sebuah padang pasir yang sangat  luas setelah itu, dia mencapai hutan yang asri. Hutan ini penuh dengan ashrama dan ada pohon buah-buahan, tetapi tidak ada pohon liar. Dan selanjutnya Dushyanta memasuki asrama dari rsi Kanva, anak dari Kashyapa muni. Tempat itu dikelilingi oleh sungai Malini .Raja itu melihat Shakuntala sedang merawat rusa yang terluka, hewan itu adalah peliharaannya, dan kemudian raja jatuh cinta kepadanya. Dia memohon maaf padanya atas kesalahan yang dilakukannya dan menghabiskan beberapa waktu di ashrama itu.

Dusyanta melamar sang putri menjadi istrinya dan berjanji putra mereka akan menjadi putra mahkota. Shakuntala meminta agar mereka menunggu kepulangan Resi Kanwa, tetapi sang raja terus mendesaknya. Karena kedua hati telah bertaut, maka mereka mengadakan perkawinan secara gandharwa. Pada masa itu seorang kesatria diperbolehkan kawin secara gandharwa. Setelah beberapa lama, Raja Dusyanta kembali ke istana dengan rasa penuh ketakutan terhadap Resi Kanwa. Ada beberapa senjata yang paling ditakuti orang di masa itu, senjata raja adalah pasukannya, sedangkan senjata resi adalah kutukannya. Resi Kanwa datang setelah Raja Dusyanta pergi. Shakuntala masuk kamar, malu menemui ayah angkatnya.

Dengan mata batinnya, sang resi paham apa yang telah terjadi. Sang resi berkata, “Shakuntala, aku tidak marah, aku merestui perkawinanmu. Dusyanta adalah raja besar yang adil bijaksana. Ia raja terbaik. Kamu akan menjadi ibu dari putra yang akan menjadi maharaja agung.”

Shakuntala menghabiskan banyak waktunya dalam lamunan dan memimpikan suaminya. Suatu hari, seorang Resi yang kuat, Durvasa muni, datang ke ashram, tetapi Shakuntala tenggelam dalam pikiran tentang suaminya raja Dushyanta, sehingga Shakuntala tidak menyambut dan melayani rsi itu dengan benar. Durvasa muni menjadi marah lalu mengutuk Shakuntala, bahwa orang yang sedang dia mimpikan akan melupakan dirinya sama sekali. Setelah itu, rsi itu pergi dengan marah, lalu salah satu teman dari Shakuntala dengan cepat menjelaskan kepada Durvasa muni alasan dari keadaan Shakuntala. Rsi itu menyadari bahwa kemarahan yang besar tidak dibenarkan, maka dia mengubah kutukannya dan mengatakan bahwa orang yang telah melupakan Shakuntala akan mengingat semuanya lagi jika dia menunjukkan tanda bukti yang telah diberikan kepadanya.

Waktu terus berlalu, dan Shakuntala, bertanya-tanya mengapa Dushyanta tidak kembali untuknya, akhirnya ia berangkat ke ibu kota dengan ayahnya rsi Kanva dan beberapa temannya. Di perjalanan, mereka menyeberangi sungai dengan perahu dan, tergoda oleh birunya air sungai, Shakuntala memainkan jari-jarinya di air, cincin yang dia gunakan terlepas dari jarinya tanpa dia sadari.

Sesampainya di istana Dushyanta, Shakuntala terkejut dan sakit hati, ketika suaminya tidak mengenalinya, atau teringat sesuatu tentang dirinya lagi. Merasa di hina, Shakuntala kembali ke hutan dan berkumpul dengan anaknya, menetap di hutan belantara yang liar. Di sini dia menghabiskan hari demi hari dengan anaknya Sarwadamana. Tahun demi tahun berlalu, Sarwadamana, sang putra menjadi besar dan nampak aura kewibawaan yang memancar darinya. Ia memiliki lambing Cakra di telapak tangannya dan kelak ia akan menjadi raja besar (Chakravartin)

Hanya dikelilingi binatang buas, Sarwadamana tumbuh menjadi seorang pemuda yang kuat dan membuat permainan olahraga, yaitu membuka mulut harimau dan singa lalu menghitung gigi mereka satupersatu!

Sementara itu di tempat lain, seorang nelayan terkejut menemukan cincin kerajaan di dalam perut ikan yang ia tangkap. Menyadari ada tanda segel kerajaan, ia mengembalikan cincin itu ke istana dan, setelah raja melihat cincin itu, kenangan raja Dushyanta kembali teringat. Dia segera berangkat untuk menemukan istrinya dan, tiba di ashram ayahnya, menemukan bahwa ia tidak ada lagi disana.

Dia terus masuk lebih dalam lagi ke tengah hutan untuk mencari istrinya dan tiba-tiba dia melihat sebuah adegan yang mengejutkan di hutan, seorang pemuda telah membuka mulut singa dan sedang sibuk menghitung giginya! Raja menyapa anak itu dengan kagum, karena keberanian dan kekuatan yang dimiliki, dia menanyakan namanya. Raja terkejut ketika anak itu menjawab bahwa ia adalah Sarwadamana, putra Raja Dushyanta.

Anak itu membawanya ke tempat di mana Shakuntala tinggal, dan dengan demikian keluarga itu bersatu kembali. Dan setelah Raja Dushyanta wafat, Sarwadamana menggantikan ayahnya menjadi raja dan berganti nama menjadi BHARATA yg artinya melindungi, mengayomi dan menjaga.

**

BHARATA kelak akan menaklukan sebagian besar anak benua india sehingga India juga dikenal dengan BHARATAVARSA. Raja Bharata juga adalah leluhur dari Raja Santanu dan dinasti Kuru yg melahirkan PANDAWA DAN KURAWA.



Om Santih, Santih, Santih Om

Referensi : https://web.facebook.com/notes/mahabharata-mahabharat-antv/kisah-shakuntala-dan-dushyanta/1575164272719268 (Diambil dari beberapa referensi)

Comments

Popular posts from this blog

Kisah Kelahiran Dewi Satyawati Dan Maharesi Wyasa (Serta Kisah Satyawati Sang Pemantik Perang Bharatayudha)

Kisah Radha Dan Krisna

Mengenal Sosok Kamsa/Kangsa/Kans Musuh Pertama Sri Krisna